Namaku Tio, ini sedikit kisah hidupku
yang ku jalani sekarang, bukan hanya kisah dihidupku tetapi kisah cintaku yang
selalu gagal, walau gagal aku tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cintaku
lagi, tapi sedikit rasa sakit hati sering kualami ketika ku kenal dengan
beberapa perempuan, tapi kali ini aku benar benar merasakan apa yang namanya sakit hati, aku kenal
dengan permpuan cantik, dia memakai jilbab putih setiap kesekolah, entah apa
yang ada didalam dirinya aku tidak tahu, yang pasti dia bisa membuat hati ini
terus mencintai dia, namanya rista, dia cantik, putih, tinggi, tapi sayang dia
punya pacar, dan mungkin beberapa perempuan menganggap pacarnya itu ganteng,
tapi itu tidak menuruku.
Hari ini
hari rabu, aku kesekolah bersama 3 sahabat ku, tadinya sih seperti biasa hanya
bermain, tapi sekarang aku punya job yang harus di selesaikan, yaitu membuat
film pendek, putri mengajaku untuk membuat komunitas film indie, karena dia
tahu aku pernah membuat film pendek untuk lomba, walau tidak menang tapi tidak
apa apa, karena kesukaan ku membuat film lah yang membangkitkan semangatku
untuk terus berkarya dari film. Putri mengajaku dan 2 sahabatku untuk
mendirikan komunitas itu, komunitas film indie tangerang, walau kami belum bisa
apa apa, tapi kami yakin jika kami semua berusaha untuk mendirikan ini pasti
komunitas ini bisa terkenal, walau hanya di tangerang saja itu tidak masalah,
tetapi jika sampai seluruh indonesia pasti kami akan sangat bangga. Dan hari
ini aku pertama kali bertemu rista, yang ada di pikiran ku saat ini adalah dia
berbeda dari perempuan lain, dia sangat cantik, aku bertemu dia bukannya aku
ingin menjadi dia pacar awalnya, hanya saja aku mengajak dia dalam sebuah film
yang kubuat sendiri, dia mau bermain di film ku dan masuk ke komunitas ku,saat
itu perasaan ku sangat senang, entah karena memang dia yang pas dengan karakter
disitu atau hatiku yang mengetuk pintu cinta aku lagi, tapi aku harus
profesional, dia cuma artis ku, dan aku bukan hanung yang memacari artisnya
sendiri, aku cuma sutradara biasa, tidak lebih seperti hanung. Saat pertama bertemu
itu, aku sudah dapat nomor handphone nya, setiap malam aku sms dia, memang
benar dia berbeda, sangat jauh berbeda, setiap kata dari pesan singkatnya itu
membuat ketukan dari hati ku bertambah banyak, akhirnya aku tanya temannya dan
teman ku hanya menjawab "yah sayang banget ka, dia udah punya pacar",
rasanya memang sedikit kecewa tapi apa salahnya kalau aku coba untuk mendekati
dia, kali saja dia putus sama pacarnya.
Selama
kurang lebih 1 bulan aku kenal dia, semakin hari aku semakin sayang, tapi aku sadar
kalau dia sudah ada yang punya, dia sudah milik orang lain, dan dia sangat
sayang dengan pacarnya, lalu aku, aku hanya bisa berharap, berharap dan
berharap selagi aku masih bisa berharap, aku hanya berfikir dia pasti terbaik
untuk ku. Dan malam ini aku berfikir apa aku salah jika aku sayang sama dia,
apa aku sadar kalau dia sudah punya pacar, akhirnya kuberanikan diri, beranikan
diri untuk melakukan hal dewasa, walau hanya dari sms
Aku
"ta, aku mau nanya serius nih"
Rista
"nanya apa ka?"
Aku
"tapi kamu jangan marah yah?"
Rista
"emang mau tanya apa? Aku ngga marah ko"
Aku
"salah ngga sih kalau aku sayang sama kamu?"
Rista
"sebenernya salah ka, kan aku udah ada yang punya, maaf yah ka u,u"
Aku
"gapapa aku tau ko aku salah, aku tau kamu sayang sama pacar kamu, yaudah
deh aku ngga pengen ganggu hubungan kamu lagi"
Rista
"iyah ka, tapi kita masih bisa sahabatan kan?"
Aku
"iyah ta"
Di balik
kata itu, aku tuh sebenernya mau yang lebih dari seorang sahabat, aku ingin
menjadi orang yang selalu ada di samping kamu, disaat sedih, senang kita lakuin
sama sama, tapi kamu hanya menganggap aku seorang kaka, atau hanya teman, semua
sudah jelas, malam ini aku hanya memeluk guling kesayanganku dan berfikir bahwa
aku sangat bodoh bisa sayang sama orang yang sudah punya pacar, sangat bodoh,
karena aku sudah sangat sayanag dengan dia, mungkin memang dia ada di dalam
daftar perempuan yang tidak akan pernah aku dapatkan sampai kapanpun, dan aku
sadar, orang sepertiku tidak akan bisa mendapatkan perempuan secantik dan
sehebat dia, aku sadar, akhirnya aku coba untuk berhenti menangis, aku coba
tidak mengingat perasaan ini, karena ini sangat sakit, lebih sakit dari apapun,
akhirnya kupejamkan mata ku dan mulai tidur dengan nyaman.
Sekitar
1 minggu aku tidak sms dia, tapi dia yang sms aku, aku bingung mau membalas
atau tidak, tapi karena aku tidak tega, jadi kubalas smsnya dia, aku tidak
tahan dengan smsnya, dia sangat khawatir dan perhatian sama aku, aku berfikir
dia memperhatikanku karena memang aku hanya dianggap sebagai kakanya, tidak
lebih, aku memang lebih tua, jadi itulah sebab pertama dia hanya menganggap ku
kaka. Hari ini adalah hari dimana komunitas kita berkumul semua, semua
anggotanya harus kumpul untuk membicarakan rencana pembuatan film atau shutting
lokasi, jadi aku dan putri berharap semua kumpul,disini aku kembali melihat
dia, dia yang kemarin sempat hilang tiba tiba muncul dengan perhatiaanya, aku
hanya bisa bercanda dengan dia, sekata dua kata kulontarkan kepadanya, mungkin
membuat dia senang, tapi sebenernya aku tahu dia tidak prnah menganggap serius
apa yang kukatakan, padahal itu sebuah perasaan ku yang sempat hilang kemarin,
aku tahu, aku sadar, aku hanya kaka kakaan nya saja, tapi aku berharap dia bisa
menjadi pacar ku nanti, akhirnya acara selesai, dan rista tidak membawa motor,
rencananya dia akan dijemput oleh pacarnya, tetapi tidak jadi, jadi kucoba
untuk menawarkan dia pulang bersamaku, dan dia mau, dia mau pulang bersama ku,
rasanya seperti aku membawa perempuan cantik yang hanya mimpi bisa seperti ini,
tapi aku tahu ini bukan mimpi, mengantarkan dia pulang saja membuatku cukup
utnuk bisa sayang dengannya itu saja, tetapi daya khayal ku yang selalu menjadi
pacarnya itu yang mebuat ku susah melupakan dia, mungkin dia memang perempuan
yang akan ada di hati aku nanti, tetapi tidak untuk kenyataan, sangat tidak
mungkin.
Hari ini
hari jum'at, katanya hari ini pembagian rapot, dan aku bersama 3 sahabat ku
kesekolah, mungkin akan ada dia, aku tahu pasti ada dia, aku mulai berangkat
dengan motorku, tiba tiba handphone ku getar, getar bukan ada telphone yang
masuk tapi sms dari rista, rista sms ke aku dengan emot sedih, kenapa dia, aku
kaget, dia belum pernah sedih waktu smsan sama aku, aku tahu dia anaknya murah
senyum dan selalu periang, tapi kali ini
Rista
" kaaaaaa :'("
Aku
" kamu kenapa ta?"
Rista
"aku mau cerita ka u,u"
Aku
"cerita apa?"
Rista
"kaka sini dulu u,u"
Aku
"kemana?"
Aku coba
untuk dia cerita tapi dia ingin cerita berdua sama aku bukan lewat sms, jadi
kuajak untuk ketemu di kantin saja, mungkin jadi nyaman, karena hanya berdua,
tetapi masih menunggu rapotnya datang, pasti dia kepikiran akan hal ini, aku
tidak tahu dia punya masalah apa, mudah mudahan ini bukan masalah serius,
akhirnya kuparkirkan motorku dan aku menuju kekantin bersama temanku, tapi tidak
lama, dia datang dan memanggilku, dia memberikan handphone nya kepadaku, aku
membaca apa yang dia kasih, aku kaget, ternyata ini masalah serius, pacarnya
menduakan dia, aku sempat mau marah sama pacarnya, tapi ini masalah dia, bukan
masalah aku, jika aku ikut campur pasti akan bertambah panjang, jadi kucoba
membuat dia merasa tidak kepikiran dengan maalahnya, aku juga berfikir ini hal
bagus untukku, karena dia berfikir akan putus dengan pacarnya, ini kesempatan
bagus untukku, kesempatan yang sangat istimewa, aku coba membuatnya merasa
nyaman dan tidak terpikir olehnya, katanya hari ini pacarnya akan menjemput
dia, dan dia akan berkata kepadanya, tentang apa maksud dari gambar itu, aku
sedikit berharap jahat, aku berharap dia putus dengan pacarnya, karena aku
sangat sayang, pacarnya itu bodoh, dia menyia nyiakan perempuan cantik seperti
rista, padahal aku saja susah
untuk mendapatkan rista, tetapi pacarnya malah menyia nyiakan rista, ini
keterlaluan.
Aku
pulang kerumah seusai solat jum'at, aku coba sms dia, untuk menanyakan
bagaimana kabarnya sekarang, disini aku masih berfikir bahwa dia sudah putus,
tetapi takdir berkata lain
Aku
"ta gimana sama pacar kamu?"
Rista
"alhamdulillah ka, aku ngga jadi putus, dia minta maaf ke aku dan ngga
akan mengulangnya lagi, hati aku sampai luluh ka tadi u,u"
Aku
"oh yaudah bagus deh :) mudah mudahan aja kamu ngga kecewa"
Rista
"tapi tadi dia udah janji ko ka, dia ngga akan ngecewain aku lagi"
Aku
"iyah mudah mudahan aja bener :) selamat yah, aku makan dulu"
Rista
"iyah ka sama sama, iyah ka :')"
Dibalik
semua senyum itu aku merasa amat sangat hancur, dan sekarang aku tahu bahwa
memang kamu perempuan yang tidak bisa aku dapatkan sampai kapanpun, yang
tadinya mood ku senang kini langsung berubah menjadi bad, sangat bad, aku
langsung menuju ke kamarku dan mengunci pintu, ku ambil guling dan sedikit demi
sedikit ku teteskan lagi air mataku, ini kedua kalinya aku menteskan air
mataku, seharusnya aku tidak usah berharap lebih dari perempuan secantik itu,
aku memang bodoh,sangat bodoh, aku seharusnya tahu dia tidak akan menjadi apa
yang ada dihati aku, dia hanya seorang harapan, harapan yang bodoh, harapan
yang tidak akan aku dapatkan sampai kapanpun, untuk apa aku melakukan hal yang
lucu kepadanya agar dia tahu betapa aku sayang deenganya, untuk apa, aku
menangis sampai aku tertidur pulas, dan sampai aku tidak bisa menahan sakitnya
perasaan ini.
Dan hari
ini hari sabtu, hari ini ada rencana untuk pengambilan gambar, kucoba untuk
jaga jarak dengan dia, bukan karena marah, tetapi aku ingin dewasa, melupakan
dia itu jalan terbaik, mungkin dia merasa aku berubah, itu tidak masalah
untukku, karena itu sangat penting, aku harus berubah, untuk melupakan dia,
hari ini pengambilan gambar di lokasi pertama yaitu mall tangerang city, aku coba
untuk mengajak pemain ku bersikap baik dan harus bisa membuat perannya menjadi
keren, kucoba itu, karena disini aku yang bertanggung jawab, aku sutradaranya,
jadi aku yang mengatur jalannya cerita, sekitar 2 jam kita disini dan akhirnya
selesai, setelah itu kita langsung menuju ke taman, taman kota 2, karena
pengambilan gambar kedua ada disana, menurutku itu tempat yang pas untuk scene
film ku, mudah mudahan hari ini lancar dan tidak ada masalah.
Sampai
di tamkot, aku melatih pemain kedua, untuk mendapat kan hasil maksimal sebuah
peran, semaksimal mungkin aku melatihnya, jadi sedikit demi sedikit lancar, dan
yang pasti mereka akan lebih mendalami perannya. Akhirnya hari ini selesai, aku
membiarkan semua pemain ku beristirahat, pasti mereka kelelahan, jadi aku
biarkan mereka berjalan jalan disana, aku duduk dibawah pohon rindang, aku
membaca naskahnya lagi, suapaya bisa mendapatkan lokasi yang pas untuk scene
yang lainnya, jadi kubaca dan mencari dimana kira kira yang pas untuk lokasi,
tiba tiba dari belakang rista memegang pundakku, dan
Rista
"hei ka, sendirian aja?"
Aku
" eh iyah ta"
Rista
" ngapain ka? Sibuk ngga?"
Aku
" ngga sih, ngga terlalu, kenapa?"
Rista
"aku mau cerita ka, boleh kan?"
Aku
"oh boleh boleh, silahkan"
Rista
"kenapa yah ka, ko aku tuh kemarin bisa maafin pacar aku gitu aja, aku
gatau ka kenapa sama perasaan aku ke dia ka, padahal dia udah ngianatin
aku"
Aku
"mungkin, kamu sayang sama dia, kamu tulus sama dia dan mungkin hati kamu
benar benar sayang sama dia walaupun dia begitu sama kamu"
Rista
"masa sih ka? Tapi aku tuh beneran gatau, kaya dihipnotis gitu ka"
Aku
"cuma firasat kamu aja bilang kamu dihipnotis, tapi sebenernya perasaan
kamu bilang kamu tulus"
Rista
" oh gitu yah ka?"
Aku
"mungkin, yaudah aku mau kesitu bentar yah, mau beli minuman"
Aku
berdiri, dan membersihkan celana ku yang terkena pasir di tempat duduk ku tadi,
memasukan tanganku ke dalam saku celana dan mulai meninggalkan rista sendirian,
aku membelakangi rista tanpa mengatakan sedikit pun kata selamat tinggal, tiba
tiba rista berkata
Rista
"ka, makasih yah udah mau ngasih saran ke aku"
Aku
melihat kebelakang sedikit dan berkata "iyah, sama sama" lalu
melanjutkan jalanku
Mungkin
inilah yang terbaik, mungkin inilah jalannya, dan mungkin juga aku salah, aku
tidak akan pernah tahu apa yang ada didepan sana nantinya yang jelas, dia
sayang sama pacarnya dan aku bukan siapa siapa, aku hanya aku dan dia adalah
seorang yang hanya bisa aku harap tetapi aku tahu aku tidak bisa menggapainya,
dedngan perasaan hancur aku menjauhi dia dari bawah pohon itu.
No comments:
Post a Comment