Hopeless

  • 0
Belajar untuk mencintai orang lain adalah sebuah kekuatan besar yang ada dalam diri seseorang, apalagi dengan ketulusan dan kedewasaan, kadang orang yang dapat merasakan mereka sedang dicintai itu tahu, mana yang hanya mencintai dan mana yang serius untuk mencintai.

Suatu ketika ada seseorang yang sudah lama tidak merasakan cinta, lebih tepatnya dicintai, orang itu hanya mampu untuk mencintai, tapi dia tidak pernah mendapatkan hal serupa seperti apa yang dia lakukan kepada orang yang dia cintai, hanya sebatas sebuah harapan kosong yang sebenarnya dia tahu bahwa harapan itu tidak benar benar ada untuk dirinya, tapi orang itu tidak pernah menyerah, hanya pergi, mencari seseorang yang bisa menampung harapannya.

Harapan dia sebenarnya simple, mencintai dengan tulus dan dicintai dengan tulus, diberikan kasih sayang dan memberikan kasih sayang. Jika dibilang dia tidak pernah merasakan apa itu dicintai, dia akan menjawab "Aku pernah dicintai, namun pada akhirnya aku di khianati". Kata di khianati sendiri berarti bahwa dia pernah mencintai dengan tulus tapi pada akhirnya dia tidak lagi dicintai, bukan nya dia menyerah untuk mencoba mencintai lagi, tapi dia hanya pergi karena kecewa, ketulusan nya telah di bohongi.

Dan kemudian orang itu berfikir, "apa yang salah dari diriku ? apa aku tidak bisa mendapatkan orang yang tepat, yang bisa mencintai ku dengan tulus, aku hanya ingin dia tahu bahwa aku benar benar mencintai dia", namun setelah kejadian itu, orang itu mencoba untuk mencintai, dengan hanya bermodalkan harapan yang simple namun tulus, dia mencari harapan itu, waktu terus berjalan hingga pada akhirnya dia menemukan satu cahaya harapan yang juga memberikan signalnya.

 Seperti halnya Signal yang dapat menghilang, harapan itu kembali redup, signal itu seakan akan membohongi dirinya, signal itu seakan akan bukan untuk dirinya, bukan untuk harapannya, signal itu hanya sebuah tempat peristirahatan harapannya, yang hanya singgah sebentar di selimuti keceriaan, dia kecewa, menangis, dan kembali bertanya "Dia bukan memberikan itu kepadaku, dia hanya menyiarkan signalnya agar aku tahu bahwa ia tidak dicintai, dia tidak ingin mencintai, hanya ingin dicintai, dia hanya ingin orang tahu bahwa 'akulah orang yang pantas dicintai bukan kalian',".

Sejak saat itu, orang itu lelah mencari tempat untuk menaruh harapannya, pada akhirnya dia hanya mampu melihat jutaan pasangan dengan hanya tersenyum ketika mereka bahagia, dan terkadang orang itu berkata di dalam hatinya "beruntung mereka, yang mampu memberikan harapan kepadanya dan mereka mampu membangun bersama, dengan keceriaan, kenyamanan, dan saling mencintainya".

Orang itu pernah berkata kepada ku,
~ Kenapa aku tidak mampu untuk memberikan harapan ku ?
~ Aku hanya ingin seperti mereka, mencintai dan dicintai, bergandengan, tersenyum, tertawa bersama, membaca buku bersama, menonton sebuah film, melihat orang yang kucintai mengandung buah hati ku dengan senyuman dan kesabaran, melihat anak anak ku dewasa, dan mati dengan cinta yang masih ada di hatiku.
~ Apa aku diciptakan tuhan bukan untuk dicintai ?
~ Apa tuhan menciptakan ku hanya untuk mencintai ?
~ Atau sudah putuskah tali perjodohan ku ?
~ Aku hanya ingin, satu orang yang mampu mencintaiku dengan tulus, yang selalu bisa aku pandang, dan bisa aku jaga ia sampai aku benar benar suci untuknya.

No comments:

Post a Comment